Senin, 17 Februari 2014

MATERI PAI (Shalat Sunnah)


MATERI PAI SMP
SHALAT SUNNAH
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pendahuluan
Di samping  salat fardhu yang kita lakukan , ada beberapa macam salat sunah yang dianjurkan untuk diker jakan dengan masing-masing ketentuannya sendiri yang berkaitan dengan waktu atau tata cara pelaksanaannya. Di maksud salat sunah disini adalah salat yang dianjurkan untuk dikerjakan artinya apabila dikerjakan mendapat pahala, namun bila ditinggalkan tidak berdosa. Salat sunah ada yang dilaksanakan secara berjemaah dan ada pula yang munfarid (sendiri).  Untuk memahaminya perhatikan uraian dari makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini membahas tentang:
1.      Bagaimanakah pengertian dari salat sunah berjemaah dan salat sunah munfarid?
2.      Bagaimana pembagian dari beberapa salat sunah tersebut?
3.      Bagaimanakah ketentuan dari beberapa macam salat-salat sunah?

C.    Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah adalah:
a.       Untuk mengetahui pengertian dari salat sunah berjemaah dan salat sunah munfarid
b.      Untuk mengetahui dan memahami pembagian dari beberapa salat sunah
c.       Untuk mengetahui dan memahami dari beberapa macam salat-salat sunah


BAB II
PEMBAHASAN

A.      SALAT SUNAH BERJEMAAH
Salat sunah berjemaah adalah salat sunah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan persyaratan tertentu. Salat sunah berjemaah dikerjakan di masjid, mushala, surau atau langgar lebih baik daripada yang dilakukan di tempat lain. Semakin banyak  makmumnya, salat sunah berjemaah semakin baik dan utama.
Tidak semua salat sunah dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjemaah. Di bawah ini beberapa salat sunah tertentu yang biasa  dilakukan secara berjemaah, yaitu :
a.       Salat Idul Fitri dan Idul Adha
b.      Salat Tarawih dan Witir pada bulan Ramadhan
c.       Salat Istisqa’ untuk memohon diturunkan hujan
d.      Salat gerhana matahari (kusuf) dan gerhana bulan (khusuf)

Ketentuan masing-masing salat adalah sebagai berikut :
1.      Salat dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
Salat ‘id atau ‘idain adalah salat sunah yang dilaksanakan pada dua hari raya, yaitu Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal dan Idul Adha pada tanggal 10 Zulhijah.
Pada kedua hari raya tersebut, umat Islam dianjurkan melaksanakan salat. Rakaatnya sebanyak dua rakaat  dan dilakukan sebelum khotbah id.[1]
Sabda Rasulullah saw :

عن ابن عمر كان رسول الله صلى الله عليه وسلم وابو بكر وعمريصلون العيدين قبل الخطبة. 

( رواه الجماعة )

Artinya :
“Dari Ibnu Umar berkata : Rasulullah saw, Abu Bakar dan Umar pernah melaksanakan salat dua hari raya sebelum khutbah.” (H.R. Jama’ah)
Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut :
a.       Waktu salat Id adalah mulai terbitnya matahari hingga sebelum waktu zuhur kira-kira matahari telah meninggi seukuran satu tombak tau kira-kira pukul 06.30 sampai pukul 08.00
b.      Salat Idul Fitri dikerjakan tanggal 1 Syawal sedangkan Idul Adha tanggal 10 zulhijah
c.       Ada Khutbah Id  (setelah salat)
d.      Ada dua rakaat takbir, 7 kali pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua, dengan membaca tasbih di sela-sela takbir, yaitu :

سبحا ن الله والحد لله ولا اله الا الله والله اكبر
e.       Disunnahkan mandi sebelum salat
f.       Disunahkan memakai wangi-wangian dan berhias
g.      Disunahkan makan sebelum pergi salat Idul Fitri dan tidak makan sebelum salat Idul Adha
h.      Disunahkan berangkat melalui satu jalan dan pulang melintasi jalan yang lain
2.      Salat Kusuf (gerhana matahari) dan salat Khusuf (gerhana bulan)  
Salat sunah gerhana adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu terjadi gerhana matahari dan bulan. Setiap muslim dianjurkan melakukan salat sunah gerhana ketika menyaksikan peristiwa alam tersebut.
Ketentuan pelaksanaannya sebagai berikut :
a.       Dilaksanakan pada waktu ketika terjadi gerhana bulan atau matahari dan belum lenyap (terang kembali)
b.      Sebaiknya dilaksanakan di masjid atau musala
Cara salat sunah gehana matahari atau bulan yaitu :[2]
-          Takbiratul Ihram
-          Do’a Iftitah
-          Al-Fatihah
-          Surah/ayat Al-Qur’an
-          Rukuk
-          Iktidal
Kemudian :
-           Al-Fatihah
-          Surah/ayat Al-Qur’an
-          Rukuk
-          Iktidal
-          Sujud
-          Duduk di antara 2 sujud
-          Sujud
Ini rakaat pertama, dilanjutka rakaat kedua. Caranya sama dengan rakaat yang pertama
-          Tasyahud akhir
-          Salam
-          Khotbah satu kali

3.      Salat Tarawih dan Witir pada bulan Ramadhan
Salat sunah tarawih disebut juga salat sunah qiyamul lail (salat malam). Salat sunah tarawih dilakukan pada malam hari sesudah salat isya sampai menjelang waktu fajar yang dikerjakan pada bulan suci ramadan, baik secara berjemaah maupun munfarid, tapi lebih utama dilaksanakan secara berjemaah. Hukum shalat sunah tarawih  adalah sunah muakad. Berdasarkan sabda Rasulullah saw :
عن ابي هريرة كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرغب في قيام رمضان من غير ان يأ مرهم فيه بعزيمة فيقول : من قام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما
تقدم من ذنبه. ( رواه البخاري )
Artinya:
“Abu Hurairah telah menceritakan bahwasannya Nabi saw, selalu menganjurkan untuk melakukan qiyam (salat sunah malam) di bulan Ramadan, tetapi tidak memerintahkan mereka dengan perintah yang tegas (wajib). Untuk itu beliau bersabda : Barang siapa mengerjakan salat (sunah di malam hari) bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan rida Allah, nisccaya dosa-dosanya terdahulu diampuni.” (H.R. Al-Bukhari)[3]
Salat sunah witir adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari dan rakaatnya harus ganjil, misalnya, tiga, lima, tujuh dan seterusnya. Shalat witir dapat dikerjakan setiap malam, tidak hanya pada malam bulan Ramadan saja. Waktunya sepanjang malam sehabis salat isya’ dilaksanakan. Sebagai muslim, kita dianjurkan melaksanakan salat witir, meskipun serendah-rendahnya bilangan rakaat dan sesuai kemampuan kita. Meskipun hukumnya sunah, pahala salat witir sangat besar, sehingga  Rasulullah tidak pernah meninggalkan salat witir.[4]
Sabda Rasululullah saw :

عن علي رضي الله عنه قال : الوتر ليس بحتم كا الصلاة المكتوبه, ولكن سن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ان الله وتر فأوتروا بأهل القرأن.
( رواه ابو داود )


Artinya :
“ Dari Ali ra. berkata : salat witir itu bukan wajib sebagaiana salat lima waktu, tetapi Rasulullah saw telah mencontohkannya dan bersabda: Sesungguhnya Allah itu witir (Esa) dan suka pada witirlah wahai ahli Qur’an”. (H.R. Abu Dawud)
Ketentuan pelaksanaan salat tarawih dan witir adalah sebagai berikut:
a.       Dilaksanakan malam hari pada bulan Ramadan, yaitu sesudah shalat isya’ sampai dini hari
b.      Salat tarawih dilaksanakan 8 rakaat atau 20 rakaat
c.       Setiap dua rakaat atau empat rakaat diakhiri dengan salam
d.      Salat witir dilaksanakan setelah salat tarawih
e.       Salat witir dilaksanakan dengan bilangan ganjil, minimal 1 rakaat
4.      Salat Istisqa’
Salat istisqa’ adalah salat sunah yang dilaksanakan dengan maksud memohon kapada Allah swt agar diberi hujan, karena adanya musim kemarau yang berkepanjangan. Salat istisqa’ hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan), terutama apabila terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, yang membuat manusia dan segenap makhluk hidup mengalami kesulitan dan penderitaan akibat kekurangan air.
Perhatiakan sabda Rasulullah saw :

عن عبدالله بن زيد رضي الله عنه قال : خرج النبي صلى الله عليه وسلم يستسقي فتوجه الى القبلة يدعو وحوّل رداءه ثم صلى ركعتين جهر فيهما بالقراءة.
( رواه البخاري )
Artinya :
“Dari Abdullah bin Zaid r.a. berkata: Nabi saw. pernah keluar untuk minta hujan. Beliau menghadap ke kiblat berdo’a dan membalikkan cadarnya, kemudian beliau salat dua rakaat dengan bacaan keras di kedua rakaat itu”. (H.R. Bukhari)

Ketentuan pelaksanaan salat istisqa’ sebagai berikut :
a.       Dikerjakan di lapangan pada tengah hari
b.      Ada dua rakaat: 7 kali takbir pada rakaat pertama dan 5 kali pada rakaat kedua
c.       Ada khutbah (setelah salat)
d.      Disunahkan puasa 3 hari sebelum salat
e.       Memperbanyak istigfar dan bertobat
f.       Memakai pakaian yang sederhana
5.      Salat Jenazah
Hukum melaksanakan salat jenazah adalah fardhu kifayah. Salat jenazah dilaksanakan tanpa rukuk dan sujud, tanpa adzan dan iqamah.
Ketentuan pelaksanaannya adalah sebagai berikut :[5]
a.       Niat
b.      Berdiri bagi yang mampu
c.       Bertakbir empat kali
d.      Membaca surat Al-Fatihah setelah takbir yang pertama
e.       Membaca shalawat atas Nabi saw, setelah takbir kedua
f.       Membaca do’a untuk jenazah setelah takbir ketiga
g.      Mengucapkan salam setelah takbir keempat
h.      Sunah dikerjakan di masjid dengan tiga saf atau lebih
i.        Shalat jenazah yang mayitnya tidak ada di tempat jemaah salat disebut salat gaib





B.     SALAT SUNAH MUNFARID
1.      Pengertian Salat Sunah Munfarid
Shalat sunah munfarid adalah salat sunah yang dikerjakan sendiri atau perseorangan baik di masjid, musala, rumah dan sebagainya. Sebenarnya salat sunah sunah ini bisa dikerjakan secara berjemaah tetapi lebih dianjurkan untuk dikerjakan sendiri.
Contoh-Contoh Salat Sunah Munfarid
Salat sunah munnfarid jumlahnya cukup banyak, diantaranya adalah :
a.       Salat Rawatib
b.      Salat Duha
c.       Salat Tahajud
d.      Salat Hajat
e.       Salat Istikhara
f.       Salat Tasbih
g.      Salat Tahiyatul Masjid
h.      Salat Mutlak
2.      Ketentuan Salat Sunah Munfarid
a.      Salat Sunah Rawatib
Salat sunah rawatib merupakan salat sunah yang dikerjakan menyertai salat fardu, baik sebelum atau sesudahnya. Salat sunah yang dikerjakan sebelum salat fardu disebut salat qabliyah sedangkan yang dikerjakan setelah salat fardu disebut salat ba’diyah.  Hukum mengerjakan salat rawatib  ada yang sunah muakad, dan adapula yang sunah ghairu muakkad.  Yang muakkad adalah :[6]
1)      Dua rakaat sebelum zuhur 
2)      Dua rakaat sesudah zuhur
3)      Dua rakaat sesudah maghrib
4)      Dua rakaat sesudah isya’
5)      Dua rakaat sebelum subuh.
Sedangkan salat sunah ghairu muakkad adalah sebagai berikut :[7]
a.       Dua rakaat sebelum zuhur, (selain dua rakaat yang muakad)
b.      Dua rakaat sesudah zuhur, ( selain dua rakaat yang muakad)
c.       Dua rakaat sebelum ashar
d.      Dua rakaat sebelum mangrib
e.       Dua rakaat sebelum isya

b.      Salat Duha
Salat duha adalah salat sunah dua rakaat yang dikerjakan pada waktu duha, yakni waktu matahari setinggi tombak (sekitar pukul 07.00) sampai waktu menjelang salat duhur. Faedah mengerjakan shalat duha antara lain untuk memohon kemudahan rezeki. Salat duha dikerjakan paling sedikit dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 12 rakaat. Rakaat pertama disunahkan membaca surah Asy-Syams dan rakaat kedua membaca surah Al-Duha. Sabda Rasulullah mengenai pentingnya salat duha :[8]
عن ابي ذرّ رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: يصبح على كل سلا مى من احد كم صدقة فكل تسبيحة صدقة وكل تحميدة صدقة وكل تهليلة صدقة وكل تكبيرة صدقة ونهي عن المنكر صدقة ويجرئ من ذلك ركعتان يركعهما من الضحى ( رواه مسلم )
Artinya :
“ Dari Abu Zar ra Nabi saw, beliau bersabdah, ‘setiap pagi ada kewajiban bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap takbir adalah sedekah, dan menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu sedekah. Cukuplah menggantikan semua itu dengan dua rakaat salat duha.” (H.R. Muslim)
c.       Salat Tahajud
Salat tahajud adalah salat sunah dua rakaat yang dikerjakan pada waktu malam hari setelah tidur lebih dahulu. Keutamaan keutamaan itu terkait dengan beratnya melakukan salat setelah tidur, dan juga terkait dengan waktu melaksanakannya yakni pada saat-saat kebanyakan orang sedang tidur dan lalai mengingat Allah. Abu Hurairah mengatakan kepada Nabi SAW, bersabda :[9]
افضل الصلوات بعد المفروض صلاة اليل
“Sebaik-baik salat setelah salat fardhu ialah salat malam”

d.      Salat Hajat
Salat sunah Hajat adalah salat sunah dua rakaat yang dikerjakan saat kita mempunyai hajat dan memohon kepada Allah swt agar apa yang menjadi harapan kita dikabulkan oleh-Nya. Salat hajat boleh dikerjakan pada siang dan malam hari, namun lebih utama dikerjakan pada malam hari.
e.       Salat Istikharah
Salat istikharah adalah salat dua rakaat yang dikerjakan untuk meminta petunjuk Allah agar dimudahkan mengambil suatu keputusan diantara dua pilihan yang meragukan. Salat istikharah bisa dikerjakan kapan saja, siang maupun malam.
f.       Salat Tasbih
Salat tasbih adalah salat sunah dua rakaat yang dilakukan dengan maksud memuji kepada Allah, dengan memperbanyak membaca tasbih, tahmid dan tahlil. [10]
Tatacara melaksanakan salat tasbih :
a.       Niat, kemudian takbiratul ihram
b.      Membaca do’a iftitah
c.       Membaca surat Al-Fatihah dan tasbih 15 kali
d.      Ruku’ dan tasbih 10 kali
e.       Iktidal dan tasbih 10 kali
f.       Ruku’ dan tasbih 10 kali
g.      Duduk di antara 2 sujud dan tasbih 10 kali
h.      Sujud dan tasbih 10 kali
i.        Duduk istirahat dan tasbih 10 kali
Demikian setiap rakaatnya, dan apabila rakaat itu ada tahiyatnya, membaca tasbihnya setelah tahiyat.
j.        Salam
Bacaan Tasbih :
سبحا ن الله والحمد لله ولا اله الا الله والله اكبر
“Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah maha besar.”
g.      Salat Tahiyatul Masjid
Salat tahiyatul masjid adalah salat sunah dua rakaat yang bertujuan untuk menghormati masjid. Dikerjakan pada saat baru masuk masjid sebelum duduk. Tetapi apabila shalat berjamaah telah akan dimulai, tidak disunahkan untuk melakukan salat tahiyatul masjid. Tentang melakukan salat tahiyatul masjid rasulullah saw bersabda :
اذا دخل احدكم المسجد فلا يجلس حتى يصلي ركعتين ( متفق عليه )
“Apabila salah seorang diantara kamu masuk ke dalam masjid, maka janganlah duduk  sebelum ia salat dua rakaat”
h.      Salat Sunah Mutlak
Salat sunah mutlak adalah salat sunah yang tidak ditentukan waktunya dan tidak ada sebab. Bilangan rakaatnya pun tidak terbatas.[11]
Ketentuan salat sunah mutlak, yaitu:
-   Waktu matahari sedang terbit, sehingga naik setinggi tombak.
-  Ketika matahari sedang tepat dipuncak ketinggiannya hingga tergelincirnya. Kecuali pada hai jum’at ketika orang sedang masuk masjid untuk mengerjakan salat tahiyyatul masjid.
-  Sesudah ssalat ashar sampai terbenamnya matahari agak tinggi.
-  Ketika matahari sedang terbenam sampai sempurna terbenamnya.[12]
























KESIMPULAN

Salat sunah berjemaah ialah salat sunah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan persyaratan tertentu. Salat sunah berjemaah dapat dikerjakan di masjid, rumah, musala maupum di suatu tempat yang layak untuk diselenggarakan salat berjemaah.
Salat sunah munfarid ialah salat sunah yang dikerjakan sendiri atau perorangan baik di rumah, masjid, musala, surau, maupun tempat lainnya.
Salat sunah yang dikerjakan secara berjemaah yaitu: salat Idul Fitri dan Idul Adha, salat gerhana, salat Tarawih dan Witir pada bulan Ramadan, salat Istisqa’ dan salat Jenazah.
Salat sunah munfarid antara lain: salat Rawatib, salat Duha, salat Hajat, salat Istikaha, salat Tasbih, Salat tahajud, salat Tahiyatul Masjid dan salat Mutlak.















DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Slamet, Fiqih Ibadah, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998.

Nasikin, Muhammad, Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP Kelas IX, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2011.

Nasution, Lahmuddin, Fiqih 1, Yogyakarta: IAIN, 1995.

Rifa’i, Moh, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Semarang: CV Toha Putra, 1976),

Saleh, M. Husni, Fiqih Ibadah, Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012.

Setiani, Ika, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Swadaya Murni, 2010.

Syahlani, Wahid Abdul, Pendidikan Agama Islam Kelas IX, Bandung: CV. Armino Raya, 2010.






[1] Abdul Wahid Syahlani, Pendidikan Agama Islam Kelas IX (Bandung: CV Armino Raya, 2010), 122.
[2] Muhammad Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP Kelas IX (Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 2011),  124.
[3] Opcit., 128.

[5] Husni M. Saleh, Fiqih Ibadah (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012), 166.
[6] Slamet Abidin, Fiqih Ibadah (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998 ), 68.
[7] Ika Setiani, Pendidikan Agama Islam Untuk SMP Kelas VIII ( Jakarta: Swadaya Murni, 2010 ), 43.
[8] Muhammad Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP Kelas IX (Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 2011), 126-127.
[9] Lahmuddin Nasution, Fiqih 1( Yogyakarta: IAIN, 1995), 117-118.
[10] Muhammad Nasikin, Ayo Belajar Agama Islam untuk SMP Kelas IX (Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama, 2011), 127.
[11] Ibid.,128.
[12] Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap (Semarang: CV Toha Putra, 1976), 94-95.

1 komentar: